Kronologis Pasar Magelang

Kalo sobat pernah baca postingan yang sebelumnya, sobat pasti tau bagaimana gambaranan keadaan pasar tersebut. Kalo belum baca, baca aja di sini.

Kalo kemaren gambarannya sedih dan bingung, sekarang lain lagi. Belum lama ini Buleku pulang ke Magelang sekalian liburan, setelah Buleku pulang. She's say that (halah sok banget, inggris 1,2 aja ngulang) :

Bule : " A, bener-bener abis pasarnya " (sambil gedek-gedek) baca geleng-geleng
Gw : " Gag ada yang nyisa Um? "
Bule : " Gag ada, cuma gelas kaleng kesayangan Mae " dikit terharu
Gw : " Besi-besi buat lemari? "
Bule : " Satu pun gag ada "
Gw : " Lha, kemanain besinya! gag mungki kan meleleh "
Bule : " Paling ada yang ngejarah "


Menurut Bule gw itu orang pasar (yang dagang) gag ada yang sedih, gag ada yang ngerasa gimana-gimana gitu. Ternyata saat kejadian yang kurang lebih ba'da maghrib ini, banyak memiliki saksi mata tragedi kebakaran. Menurut Mas Sugeng, temannya yang berimisial YT melihat jelas sumber api yang menurutnya api itu menyala dari sudut timur tepatnya di antara kantin dan pakaian, api tersebut seperti garis yang menjalar lurus dari bawah menuju tengah (kalau diilustrasikan seperti film koboy yang menggunakan bensin atau mercon yang di tabur menuju titik sasaran) Ada beberapa saksi yang juga melihat, sekitar jam 5 lewat saat pedagang pasar sudah pulang, beberapa orang menebar serbuk. Api tersebut bermuara dari sudut-sudut pasar yang menuju titik pusat di antara kios pakaian yang memang berada di tengah-tengah pasar, pasca kebakaran betebaran kertas yang bertuliskan "AWAS KEBAKARAN" namun tulisan tersebut dihiraukan karena tidak mengerti apa maksudnya dan siapa yang membuat?
Saat api membakar, blangwire yang berguna memadamkan api tersebut hanya mengoperasikan satu unit saja. Saat belalang tempur itu beraksi api malah bertambah besar, warga yang kebanyakan pedagang merasa aneh dengan belalang tempur tersebut. Mereka berasumsi kalau air yang di gunakan bukanlah air murni melainkan campuran minyak atau bensin yang memang sudah di siapkan (masa sih), Saat isi dari belalang tempur tersebut habis tim pemadam tidak mau mengambil air dari kali yang keberadaannya bersebelahan dari kali. Tim belalang tempur (power ranger) memilih mengambil air dari tempat yang jauh entah apa alasannya, cerita negatif tersebut tidak berhenti di situ saja. Ternyata belalang tempur tersebut mengalami kebocoran ban, setelah di ganti tetap saja power ranger tersebut tidak mau mengambil air dari kali sebelah (haram kali ya!) menurut Mr.XML pedagang yang sudah tak sempat menyelamatkan barang dagangan tidak merasa sedih ataupun kalut, mereka hanya mencibir jikalau SEMUA INI MEMANG DISENGAJA . Aneh memang semua kejadian yang satu sama lain saling menyangkut pautkan dengan hal yang negatif tapi siapa tau memang itu kenyataan yang sebenarnya.
Kalau pembaca merasa tersinggung atau jengkel atau inign mencekal, saya rasa gag perlu pasalnya ini semua saya buat berdasarkan cerita yang saya dengar namanya juga Dasar Goblog. Mau di goblog-goblogin juga gag penting
Lanjut membaca “Kronologis Pasar Magelang”  »»

Keluh kesah

deep... sensi.... pusing... hal pait yang dirasakan ini malam, terperangkap sadar jauh di dalam diri ingin kembali. Sok banget oke ya!!!

Tapi benar memang malam ini deep banget, sebelum posting pasar kebakaran bahkan jauh sebelumnya sadar atau tidak selalu teringat almarhum Mbah. Sedih memang jika terkenang hal mendalam, setetes air mata selalu terkuras. Ditambah tadi nyokap yang jauh disana sms yang mengatakan

" A, gimana kabarnya! baik-baik aja kan? kok mama keingetan kamu terus ya " spontan nangis sejadi-jadinya yang untungnya ni warnet ga ada orang dan kebetulan lagi om dan bule lagi keluar. Kontak batin antara anak dan orangtua memang tak bisa dipungkiri, jelas saja memang dari tadi terkenang wajah nyokap.
Niat pengen nelpon biar ngelepas kangen, tapi selepas nada rbt terdengar suara nyokap. Air mata ini tak bisa terbendung lagi spontan menciptakan suara rintihan yang meledak-ledak, alhasil tertutuplah telpon yang kemudian sms " Mah, jangan sms a dulu ya! " salah ataupun tidak berkata seperti itu yang pasti hanya ingin menepi sesaat dari segala peraduan ini.

Malu sebenarnya mempublikasikan hal semacami ini namun tak ada cara lain menuangkan kepenatan benak ini dan tak perlu berkasih untuk ini.


Lanjut membaca “Keluh kesah”  »»

Pasar Magelang Kebakar

Berduka, sedih, negatif tingking dan hanya bisa merenung apa yang akan dilakukan. Sedikit gambaran dari ratusan pedagang yang kiosnya terbakar, termasuk saya yang juga pasrah dengan apa yang sudah terjadi. Januari kemarin saya mencoba berdagang di pasar Rejowinangun peninggalan Mbah yang meninggal tepat satu tahun Februari kemarin, Mencari seribu perak disana memang sulit tapi kelangsungan hidup masyarakat Magelang jelas bergantung dipasar itu, kumuh memang dan tidak ada perbaikan yang berarti apalagi soal sosialisasi dan simulasi banjir maupun kebakaran.

Pasar tersebut sudah ada sejak dulu, jika anda pernah berkunjung kesana anda pasti merasakan perbedaan dengan pasar-pasar yang biasa anda jumpai. Di sana pedagangnya rata-rata adalah kaum sepuh (lanjut usia), Mobilitas di pasar Rejowinangun sangatlah tinggi. Saat anda sedang terlelap dengan kasur yang empuk dan tidak demikian pedagang sayur yang terletak di depan bangunan yang kini tingallah puing mulai membuka lapak beralaskan kayu dan karung. Tua, renta yang sepantasnya berada di rumah, mengangkat karung (seperi memiliki tenaga ekstra). Menjelang siang gerbang sudah dibuka, mereka begitu bersemangat menjalani aktifitas kesehariannya, begitu menyenangkan keidupan di pasar itu, gelak tawa selalu terdengar di setiap sudut los, tidak akan terasa suntuk ataupun penat sekalipun masalah mendera. Sopan dan santun terucap dan antar padagang maupun pembeli sehingga tercipta kehidupan yang selaras dan seimbang. Sampai menjelang Magrib pasar sudah terkunci rapat, Kebanyakan dari mereka memang sudah berjualan lama dan tidak ingin meninggalkannya. seperi almarhum mbah, beliau mulai usaha berdagang saat berusia 13 tahun bahkan sebelum pasar tersebut terbangun. Dimulai dengan berjualan kecil-kecilan sampai kini memiliki 2 los pasar yang dijadikan satu yang sekarang tinggallah cangkir kaleng peninggalan almarhum, hari-harinya hari-harinya didedikasikan untuk pasar dan keluarga. Di bantu dengan Mba Klini yang kini berada di RSJ karena beban pikiran yang dialami, pelanggan yang kebanyakan tentara maupun pensiunan setia membeli barang-barang yang dibutuhkan baik satuan maupun borongan. saat kesehatannya terganggu barulah beliau tidak berdagang sampai beliau menghembuskan nafas terakhir di RSU, begitu pula yang dialami pedagang lainnya. Memulai usahanya dari nol hingga terbangun pasar yang tertata secara trdisional, mungkin semangat itulah yang membuat pedagang berusia lanjut enggan meninggalkan pasar atau bisa juga dikatakan kalau masyarakat magelang memang giat berusaha.

Warisan keluarga!!! Ya, banyak diantara mereka yang meneruskan usaha keluarganya di pasar yang saat ini sedang di batasi garis kuning untuk penyelidikan asal muasal bermuara api, mereka generaasi penerus kedua ataupun ketiga di keluarganya termasuk kami sekeluarga yang kemarin sempat melanjutkan usaha almarhum mbah. Walaupun sekarang ini bukan merupakan tumpuan hidup kami karena masing-masing sudah memiliki kesibukan dan pekerjaan lain tetapi apa yang akan dilakukan untuk kelanjutannya kami belum tahu. Beda lagi dengan mereka yang memang perekonomian bertumpu di pasar itu, “ berapa kerugian yang mereka alami akibat si jago merah “, kebingungan kini sedang mereka hadapi “ harus berbuat apa? Mau dagang dimana? Modal dari mana? “.

Sebelum pasar meninggalkan kenangan yang begitu mendalam, sempat terdengar kalau pasar akan di rehab yang membaut penghuni pasar geger dengan ketidak setujuan kebijakan tersebut karena mereka beranggapan akan membuat susah mereka saja. Mengingat kondisi yang mereka alami, siapa yang tidak beranggapan kalau pasar memang sengaja di bakar. Jika kita flash back kembali apa yang terjadi dengan pasar-pasar di Indonesia yang akan direncanakan pembangunan pastinya akan terjadi kebakaran, namun Pemkot maupun aparat-aparat yang terkait akan menggunakan berjuta alasan-alasan yang menunjukan rasa kemanusiaan mereka terhadap warganya. Tetapi hal ini terjadi sama persis dengan kejadian-kejadian sebelumnya, apa ini cara mereka untuk kesuksesan rencana kepentingan dan keuntungan golongan!! Apakah ini sudah menjadi tradisi di bangsa ini!!! Mengapa kejadian ini berlangsung malam hari saat tiada lagi aktifitas di pasar, tepat di samping pasar terdapat sungai kecil yang mempunyai ketinggian antara 4-5 meter. Apa belum cukup untuk membantu blanwire untuk memadamkan api? Atau saat itu memang sengaja aliran air ditutup? Pasalnya memang setiap saat sering sekali di tutup, mungkinkah ini bagian dari rencana mereka? Atau mungkin memang keadaannya sulit dikendalikan. Tetapi disisi lain mereka juga manusia yang juga mempunyai rasa kemanusiaan, jika kita berfikir positif “ Apakah mereka tega membumi hanguskan kios dan dagangan yang akan membuat rakyatnya sengsara! Apakah mereka tega membuat miliaran rupiah terbakar “ bisa saja api diakibatkan dari hal lain, puntung rokok misalnya atau bahkan arus pendek. Ironis memang kejadian ini berlangsung begitu cepat hingga tak satu pun barang yang tak bisa diselamatkan, hanya satu yang bisa kita katakan “ semua itu hanya titipan Allah “ semoga kita dapat mengambil hikmah dari kejadian ini, semoga dapat ganti yang lebih baik dan semoga saja kejadian ini tidak terulang lagi.

Beritanya juga disini :
Azka
Mushanafi
Liputan6

Fotonya juga disini :

Fotonya bagus2 lho


Khusus untuk Mae, maaf aku tidak dapat menjaga dan menggunakan jerih payah Mae dengan baik. Aku belum sempat menepati janjiku, aku akan berusaha melakukan yang ternbaik untuk keluarga, aku juga memohon maaf untuk segala tindak tanduk mamah kepada Mae. Semoga Mae tenang di sana, aku percaya Mae ada di tempat yang layak
Aku kangen.………………

Lanjut membaca “Pasar Magelang Kebakar”  »»